Qadha dan Qadar: Antara ikhtiar dan tawakal
QADHA DAN QADAR:
ANTARA SEBAB, IKHTIAR DAN TAWAKAL
وَ عَسَى أَنْ تَكْرَهُوْا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ، وَ عَسَى أَنْ تُحِبُّوْا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ؛وَاللهُ يَعْلَمُ وَ اَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ
[ البقرة:216]
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Al Baqarah:216”
BERIMAN KEPADA QADHA’ ALLAH DAN QADAR-NYA
Beriman kepada qadha’ dan qadar Allah adalah kemestian bagi seorang muslim yang meyakini Allah sebagai pencipta alam semesta, yang maha luas ilmu-Nya, maha besar karunia dan kekuasaan-Nya. Sebagaimana diterangkan Rasulullah dalam ketika ditanya Jibril :
…فاخبرني عن الإيمان؟ قال: أن تؤمن بالله و ملائكته وكتبه و اليوم الأخر و تؤمن بالقدر خيره وشره [رواه مسلم]
“Terangkan kepadaku tentang iman: Rasulullah menjawab: Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, dan kepada hari akhir, serta beriman kepada ketentuan baik-buruknya” HR Muslim
Qadha’ secara bahasa dapat memiliki makna:
hukum [قضى يقضى قضاء]; perintah [وقضى ربّك ألا تعبدوا إلا اياه ]; kabar [و قضينا اليه الامر]. Yang dimaksud disini ialah arti yang pertama. Adapun qadar, maka ia adalah takdir, yaitu menentukan atau membatasi ukuran segala sesuatu sebelum terjadinya dan menulisnya di Lauhul Mahfudz. Qadha’ adalah hukum Allah yang telah Dia tentukan untuk alam semesta ini, dan Dia jalankan alam ini sesuai dengan konsekuensi hukum Nya dari sunah-sunah yang Dia kaitkan antara sebab-sebabnya.
Makna beriman kepada qadar ialah membenarkan bahwa yang terjadi –baik dan buruk- itu adalah atas qadha’ dan qadar Allah . Berhusnudhon kepada Allah bahwa semua yang telah ditakdirkan adalah untuk sebuah hikmah yang diketahui oleh-Nya. Allah tidak pernah menciptakan/ menghendaki kecuali kemaslahatan. Kebaikan/kenikmatan datangnya dari Allah dan bencana yang menimpa adalah peran dari kesalahan diri sendiri. Apa yang terjadi adalah telah ditakdirkan dan siapapun tidak akan pernah bisa lari dari ketentuan itu; maka dia harus bertawakal mengevaluasi sebab-sebab yang tidak dilaksanakan, insyaf dan bertaubat atas kesalahan-kesalahan. Apa yang belum terjadi adalah diketahui ketentuannya oleh Allah , akan tetapi bagi makhluk adalah hal yang ghaib, yang dia harus rencanakan, mengusahakan sebab-sebab demi keberhasilan ikhtiarnya, dan menyadari dalam proses berikhtiar itulah Allah menguji hamba-Nya untuk diketahui siapa yang terbaik amalannya . Sebab bagian dari qadar Allah adalah qadha’-Nya tentang anugerah kemampuan pilihan dan ikhtiar dan anugerah berupa sarana-sarana untuk memilih dan berikhtiar itu. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki karena hikmah-Nya . Allah tidak ditanya apa yang Dia lakukan, tetapi manusialah yang ditanya tentang amal perbuatan mereka.
DIANTARA KETENTUAN ALLAH ADALAH TENTANG SEBAB-AKIBAT PERBUATAN
Ust. Yusuf Qardhawi menerangkan bahwa banyak orang salah memahami persoalan takdir dan salah mengambil sikap dalam bertawakal dikarenakan melupakan sebab-sebab. Hanya melihat hasil akhir dan tidak melihat proses. Padahal sebab akibat merupakan salah satu qadha’ Allah. Ketika banyak orang terkagum-kagum dengan keberhasilan Dzulkarnain dalam pemerintahannya Allah memberitahu rahasia suksesnya. Dengan kehendak-Nya, Allah menentukan sebab-sebab keberhasilan dan Dzulkarnain patuh mengikuti sebab-sebab itu. Firman Allah :
وَيَسْئَلُونَكَ عَن ذُىلْقَرْنَيْنِ ،قُلْ سَأَتْلُوْا عَلَيْكُمْ ذِكْرًا [83] إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِى اْلأَرْضِ وَاَتَيْنَهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍٍ سَبَبًا[84] فَأََتْبَعَ سَبَباً [85]
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya”. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan/sebab-sebab (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun menempuhi sebab-sebab itu. Al Kahfi: 83-85
IKHTIYAR
Ust. Abdullah Nashih Ulwan, mejelaskan dua dimensi taqdir dari sudut pandang makhluk: taqdir yang musayyar [ yang hamba tidak ada ikhtiyar di dalamnya], dan taqdir yang mukhoyyar [yang hamba diharuskan berikhtiyar dan disediakan balasan atas ikhtiyarnya itu]. Atas sifat kasih sayang Allah, Dia memberikan potensi dan sarana yang sifatnya musayyar [akal, petunjuk, peluang, fisik, dsb] yang dengan potensi itu hamba harus berikhtiyar sehingga hadir ketentuan Allah yang terbaik untuk hamba-Nya. Dengan kata lain, usaha untuk memenuhi ketentuan sebab akibat itulah tempatnya ikhtiyar, adapun atas hasilnya tentu sesuai dengan qadar Allah yang kemudian kita dituntut untuk bertawakal.
Firman Allah :
إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِِِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ؛ وَ إِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوْءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهِ مِنْ وَالٍٍٍٍ [الرعد:11]
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. Ar Ra’du:11
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ(18)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al Hasyr:18
TAWAKAL
Ust. Abu Bakar Jabir al Jazaairi menyampaikan:
“Tawakal bagi seorang muslim ialah perbuatan, dan harapan dengan disertai hati yang tenang, jiwa yang tenteram dan keyakinan yang kuat bahwa apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi, dan Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.
Karena orang Muslim mempercayai ketentuan-ketentuan Allah [qadha’ Allah] pada alam semesta, maka ia menyiapkan sebab-sebab yang diperlukan bagi semua perbuatannya, berusaha sekuat tenaga untuk menghadirkan sebab-sebab tersebut dan menyempurnakannya. Namun, ia tidak menyakini sebab-sebab adalah satu-satunya jaminan untuk tercapainya tujuan dan kesuksesan usaha. Adapun pencapaian hasil dan sukses, maka seorang Muslim menyerahkan nya kepada Allah, karena hanya Dia yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia satu-satunya tempat bergantung! Dan bukan yang lainnya.
Hanya menggantungkan kepada sebab adalah kesyirikan sementara meninggalkan sebab yang diperlukan bagi perbuatannya padahal ia mampu menyiapkannya adalah kefasikan.”
Ini adalah kandungan doa Rasulullah setiap keluar rumah:
بسم الله توكلت على الله ولا حول ولا قوة إلا بالله…
“ Dengan Asma Allah, aku bertawakal kepada Allah, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah..”
Allah berfirman:
فـَـــإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ
“ Jikalau kau bersungguh-sungguh akan melakukan sesuatu, berserahlah kepada Allah.
وَ مَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya” At Thalaq:3
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” An Nahl:97
“Dan, barangsiapa mengerjakan amal-amal sholih danb dia dalam keadaan beriman, maka dia tidak akan khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak pula pengurangan haknya.” Thaha:112
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, pasti Ia jadikan baginya jalan keluar> Dan memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka”. At Thalaq:2-3
BEBERAPA NASIHAT TENTANG QADHA DAN QADAR
Ust. Majdi Fathi As Sayyid menyampaikan nasihat-nasihat berikut:
1. Jangan anda sedih terhadap sesuatu yang sudah berlalu sekalipun anda sangat menginginkannya, ketahuilah itu tidak ditaqdirkan kepadamu, seandainya ditaqdirkan pasti milik Anda.
2. Hiduplah di dunia ini dengan penuh kedamaian tanpa merasa takut, sebab tidak akan terjadi sesuatu melainkan apa yang telah ditaqdirkan
3. Jangan anda takut sakit, fakir; ketahuilah bahwa apa yang ditaqdirkan Allah atasmu pasti terjadi dan anda tidak bisa mengelak darinya
4. AMBILAH ASBAB DAN SERAHKANLAH KEPADA ALLAH HASILNYA
5. YAKINLAH BAHWA APA YANG DIPILIHKAN ALLAH KEPADAMU ADALAH SUATU KEBAIKAN DAN SELAIN DARIPADA ITU ADALAH KEBURUKAN
6. MINTALAH KEPADA ALLAH QADA’ YANG BAIK DAN SABAR KETIKA ADA BALA’
7. Pemberi manfaat dan mudharat adalah Allah , maka ketika terjadi yang bermanfaat ucapkanlah hamdallah; dan ketika terjadi mudharat ucapkanlah: قَدَّرَ اللهُ وَ ما شاء فَعَلَ… [ini semua ketentuan Allah, dan apa-apa yang dikehendakinya pasti terjadi]
8. Laluilah kehidupanmu dengan penuh tsiqah bahwa rizqimu, [jodohmu] tidak mungkin diambil orang lain dan ajalmu tidak mungkin ditunda dan dimajukan oleh seseorang. Semua itu di atas adalah qadha dan taqdir Allah .
Imam Ali mengatakan:
سَيِّئَةٌ تَسُوْكَ خَيْرٌ عِنْدَ اللهِ مِنْ َحَسَنَةٍ تُعْجِبُكَ
“ Suatu keburukan yang merugikan Anda, lebih baik di sisi Allah daripada kebaikan yang membuat Anda ujub kepadanya”
Rasulullah mengajarkan doa:
اللَّهُمَّ إِنِّى اَعُوْ ذُبِكَ مِِنْ سُوْءِ ْالقَضَاءِ وَ مِنْ دَرَكِ الشِّقَاءِ وَمِنْ شَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ وَمِنْ جَهْدِ اْلبَلاَءِ
“ Ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari taqdir yang buruk, dari kecelakaan yang menimpa, dari gangguan musuh, dari bala’ yang keras” [ dari HR Bukhari Muslim]
Wallahu a’lam bi ash showab. Hasbunallah wa ni’mal wakiil… Maroji’:
– At Tauhiid, Dr Shalih bin Fauzan
– At Thariq ilallah: at tawakkal, Dr Yusuf Qardhawi
– Af’al al insan bainal al-jabri wal ikhtiyar, Dr Abdullah Nashih Ulwan
– Minhajul Muslim, Dr Abu Bakar Jabir Al Jazaairi
– 500 Nasihat Untuk Muslimah, Dr Majdi Fathi As Sayyid
© izzul-220602
good
pemahamaan ini sangat bagus dan semoga saja banyak orang memahaminya karena disaat jaman seperti ini muncul pemahaman yang tidak berdasar atas Quran dan hadits dimana bbrp org meyakini bahwa hidup yang damai terwujud tanpa memerlukan harapan,cita-cita dan tujuan dan meniadakan ikhtiar karena hal itu yang akan menjadi beban hidup dan permasalahan hidup, semoga hidayah diberikan oleh ALLAH SWT kepada `orang-orang yang sy sayangi, amin…
memang kehidupan harus melalui proses ikhttiar dan tawakal , karena disanalah keadilan Allah bisa terlihat nyata mana yg terbaik bagi masing 2 mahluknya tapi kebanyakan orang tidak mengetahuinya atau masih tertutup mata hatinya. moga Allah menunjukkan jalan bagi setiap hambanya yg mau berikhtiar dan bertawakkal.
lahir dan batin memang dilaksanakan seiring
sangat bagus makalah